Daftar Blog Saya

Rabu, 27 Februari 2013

sulit atau mudah, yg terpenting Ridho-Nya :)


entah kenapa, membaca kembali buku “Dalam Dekapan Ukhuwah” ini mengingatkan ku kepada kalian.  Kawan2ku dan saudara2ku yang sedang berjuang disudut sana, memperjuangkan sesuatu yang insyaAllah diridoiNya. Mungkin sulit, juga mungkin berat, tapi kutau kalian tetap tegar dan kuat seperti yang kukenal dan kuharap..
Tangan ini mungkin memang sudah tidak mampu lagi membantu apa-apa, namun izinkan jari-jari ini untuk menulis ulang halaman favoritnya dalam buku indah ini..
***
Sulit, Mudah, Ridha-Nya
Satu waktu, sudah lama sekali.
Seseorang berkata dengan wajah sendu.
“Alangkah beratnya… alangkah banyak rintangan… alangkah berbilang sandungan… alangkah rumitnya.”
Aku bertanya, “Lalu?”
Dia menatapku dalam-dalam, lalu menunduk.
“Apakah sebaiknya kuhentikan saja ikhtiar ini?”
“Hanya karena itu kau menyerah kawan?” aku bertanya meski tak begitu yakin apakah aku sanggup menghadapi selaksa badai ujian dalam ikhtiar seperti dialaminya.
“Yah, bagaimana lagi? Tidakkah semua hadangan ini pertanda bahwa Allah tak meridhainya?”
Aku membersamainya menghela napas panjang.
Lalu bertanya, “Andai nabi Muhammad SAW berpikir sebagaimana engkau menalar, kan adakah Islam di muka bumi?”
“Maksudmu, akhi?” Ia terbelalak
“Ya, andai Muhammad berpikir bahwa banyaknya kesulitan berarti tak
diridhai Allah, bukankah ia akan berhenti di awal-awal risalah?”
“Ada banyak titik sepertimu saat ini, saat nabi Muhammad bisa mempertimbangkan untuk menghentikan ikhtiar.
Mungkin saat dalam rukuknya ia dijerat di bagian leher.
Mungkin saat ia sujud lalu kepalanya disiram isi perut unta.
Mungkin saat ia bangkit dari duduk lalu dahinya disambar batu.
Mungkin saat ia dikatai gila, penyair, dukun, dan tukang sihir.
Mungkin saat ia dan keluarga diboikot total di syi’b Abi Thalib.
Mungkin saat ia saksikan sahabat-sahabatnya disiksa di depan mata.
Atau saat paman terkasih dan istri tersayang berpulang.
Atau justru saat dunia ditawarkan padanya ; tahta, harta, wanita…”
“Jika nabi Muhammad berpikir sebagaimana engkau menalar, tidakkah ia punya banyak saat untuk memilih berhenti?”
“Tapi nabi Muhammad tahu, kawan.
Ridha Allah tak terletak pada sulit atau mudahnya,
berat atau ringannyabahagia atau deritanya,
senyum atau lukanya, tawa atau tangisnya..”
“ Ridha Allah terletak pada
Apakah kita mentaati-Nya
 dalam menghadapi semua itu?
Apakah kita berjalan dengan menjaga perintah dan larang-Nya
dalam semua keadaan dan ikhtiar yang kita lakukan? ”
“Maka selama di situ engkau berjalan,
bersemangatlah kawan…
***
Bersemangatlah.. sebagaimana semangat dan keyakinan Siti Hajar ketika ditinggal Ibrahim berdua saja dengan Ismail kecil di tengah gurun pasir yang gersang. Ketika Ismail kecil menangis karena kehausan, Hajar terus berlari bolak-balik shofa-marwa demi mendapatkan air untuk anaknya. Tak ada sedikitpun ragu di hatinya, dengan tegas ia berujar,
Jika ini perintah Allah, Dia takkan pernah menyia-nyiakan kami!
Keteguhan yg menghasilkan, zam-zam pun memancar! Namun bukan dari jejak hasilnya berlari, namun dari kaki mungil Ismail kecil.. Ya, begitulah keajaiban itu datang, hasil sebuah keteguhan, walaupun terkadang tak terletak dalam ikhtiar-ikhtiar kita.
Maka bekerjalah saja.. maka keajaiban itu akan menghampiri kita,, dari arah yang tak pernah kita sangka..
kalo kata patrick -sponge bob-,,
“Everything will be okay in the end, if its not okay its not yet the end..”


Teruntuk kawan2ku yg sedang berjuang.. atas dilematisnya amanah2.. juga atas ‘dahsyat’nya masa2 jihad d syiar tahunan ini.. dengan segala dinamikanya.. Jaga ruhiyahnya yaa.. Barakallahulakum.
Sembari juga menyemangati diri sendiri..
*terinspirasi penuh dari buku “Dalam Dekapan Ukhuwah” karya Ust. Salim A. Fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar